Rabu, 10 Juni 2015

Siswa Autispun Masuk Tanpa Tes

Namanya Ramadhan, tapi dipanggil Ribut, sebab sering bikin ribut di kelasnya. Maklumlah Ribut penyandang autis dan downsyndrome. Orangtuanya menangis ketika diterima di TK BUNGA BANGSA Sidoarjo tanpa tes masuk. Sebab tidak ada satupun TK yang mau menerima dia. Maklumlah siapa sih yang mau bersusah-susah menerima siswa dengan banyak hambatan.

“Alhamdulillah Ribut bisa sekolah, terima kasih bu Anis,” kata sang Bunda. Entah sudah jutaan mungkin kata-kata terima kasih keluar dari mulutnya.
“Jika tidak ada sekolah ini, gimana ya nasib pendidikan anakku ini?”

Memang TK BUNGA BANGSA SIDOARJO dalam penerimaan siswa barunya tanpa tes masuk. Indikatornya hanya jumlah kursi saja. Jika penuh ya tutup. Dan sekolah tersebut siap menerima anak cerdas mapun anak yang mempunyai hambatan.

Empat tahun lamanya, kepala sekolah dan guru-gurunya dengan sabar mengajar Ribut. Dari mulai tidak bisa apa-apa sampai mulai bisa bicara dan membaca. Mulai mampu berinteraksi. Ketika teman-temannya yang reguler ikut bersama-sama membantu Ribut belajar membaca di TK-B, saya melihat sebuah kerjasama yang luar biasa hebat dari anak TK.

Lulus dari TK-B, Ribut masuk ke SD Negeri terdekat. Dalam proses belajar di SD, Alhamdulillah Ribut bisa mengikutinya. Meskipun guru-guru di SD-nya terus berkonsultasi dengan guru TK-nya. Saya selalu melihat semangat di mata Ribut dan sang Bunda. Bukti nyata bahwa sekolah yang tanpa seleksi masuk dengan tes-tes yang ketat. Juganya adalah mampu meluluskan siswa-siswa terbaiknya. Artikel berikutnya adalah fakta nyata sekolah jenjang SD, SMP dan SMA. Agar komplit paradigma kita bahwa sekolah itu TEMPAT BELAJAR bukan PERUSAHAAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar