Rabu, 10 Juni 2015

Cerita Penghilang Trauma



Tami, seorang siswa SD di Jawa Timur pernah merasakan depresi yang dalam. Tami pindah dari sekolah sebelumnya karena tak punya lagi semangat belajar. Hanya ada rasa ketakutan di sekolah. Ibunya pernah membawa Tami ke psikiater, ternyata dia menderita trauma suatu kejadian di sekolah. Tami pernah dimarahi sekaligus dipermalukan di depan teman sekelas oleh gurunya, Saat itu, Tami melakukan kesalahan yang menyulutkan kemarahan sang guru.
Akibat kejadian itu, Tami mengalami trauma sangat parah. Sejak saat itu, tak pernah lagi ingin sekolah. Sekolah dan segala hal yang berkaitan dengannya, seperti guru dan buku pelajaran menjadi momok yang sangat menyeramkan bagi Tami. Psikolog menyarankan agar Tami dipindahkan kesekolah yang lebih menyenangkan, dan memahami karakter sang anak.
Awalnya, Tami sempat stress dan tertutup akibat baying-bayang trauma atas perlakuan buruk mantan gurunya. Namun, penerapan metode multiple intellegences di sekolah barunya membuat para guru dapat memahami karakter Tami. Jenis kecerdasan Tami yang menonjol adalah kecerdasan musical, kinestetis, linguistic, dan interpersonal atau kecerdasan dalam berinteraksi.
Guru menyadari hal ini, meminta tami menceritakan pelajaran kepada teman-temannya dengan cerita dan gaya bahasanya sendiri. Satu contoh, guru matematika mengajarkan perkalian di kelas dengan bercerita. Guru menceritaka keluarga sapi di sebuah peternakan, sapi tersebut kemudian berkembang, dari yang awalnya sepasang kemudian beranak dua, dan seterusnya. Setelah itu, Tami diminta bercerita kepada teman-temannya kisah favoritnya, tetapi mengandung pelajaran perkalian.
Perlahan tapi pasti, Tami beta serta kembali lagi bersekolah. Trauma terhadap perlakuan mantan guru dan potensi kecerdasannya dalam bergaul membuatnya bercita-cita menjadi guru. Tami yang awalnya pendiam, kini mudah sekali bergaul dan mendapatkan banyak teman. Kecerdasannya yang ditandai dengan hobi berbicara (cerewet) ini benar-benar menghapus kesan bahwa Tami pernah mengalami trauma bersekolah. Ibunya sangat senang melihat kembali keceriaan di wajah Tami yang dulu pernah hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar