Kamis, 11 Juni 2015

Pentingkah Apersepsi?


William James, seorang psikolog yang pernah membahas tentang apersepsi. Berikut cuplikan tulisannya,
Many teachers are inquiring, “What is the meaning of apperception in educational psychology?” The most important idea in educational psychology in apperception. The idea of apperception is making a revolution in educational methods in Germany. Now apperception is an extremely useful word in pedagogics, and offers a convenient name for a process to which every teacher must frequently refer. But it verily means nothing more than the act of taking a thing into the mind. It corresponds to nothing peculiar or elementary in psychology, being only one of the innumerable results of the psychological process of association of idea; and psychology itself can easily dispense with the word useful as it may be in pedadogics”.


Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak guru yang belum memahami apersepsi. Banyak guru juga yang beranggapan bahwa apersepsi memiliki pengaruh “kecil” saat proses pembelajaran. Apabila kurang percaya, tanyakan kepada beberapa guru di sekolah anda tentang definisi apersepsi. Berapa banyak guru yang memahami definisi apersepsi? Bandingkan jumlah guru yang memahami definisi apersepsi dengan banyak pengalaman guru saat mengajar yang tidak diterima oleh siswanya.

Menurut Munif Chatib, penulis buku “Gurunya Manusia” hak mengajar itu ada ditangan siswa, bukan di tangan guru. Apabila siswa rela memberikan hak mengajar kepada seorang guru, guru tersebut pasti akan diterima oleh siswanya ketika proses belajar berlangsung.

Sebenarnya, orang pertama yang mengenalkan Teori Apersepsi adalah Johan Friedrich Herbart (1776-1841). Herbart berasal dari Jerman yang bekerja sebagai psikolog, filsuf, dan juga guru besar. Pemikirannya dikenal dengan Teori Apersepsi atau Teori Herbartisme. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar