William James,
seorang psikolog yang pernah membahas tentang apersepsi. Berikut cuplikan
tulisannya,
Many teachers are inquiring,
“What is the meaning of apperception in educational psychology?” The most
important idea in educational psychology in apperception. The idea of
apperception is making a revolution in educational methods in Germany. Now
apperception is an extremely useful word in pedagogics, and offers a convenient
name for a process to which every teacher must frequently refer. But it verily
means nothing more than the act of taking a thing into the mind. It corresponds
to nothing peculiar or elementary in psychology, being only one of the
innumerable results of the psychological process of association of idea; and
psychology itself can easily dispense with the word useful as it may be in
pedadogics”.
Berdasarkan pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak guru yang belum memahami
apersepsi. Banyak guru juga yang beranggapan bahwa apersepsi memiliki pengaruh
“kecil” saat proses pembelajaran. Apabila kurang percaya, tanyakan kepada
beberapa guru di sekolah anda tentang definisi apersepsi. Berapa banyak guru
yang memahami definisi apersepsi? Bandingkan jumlah guru yang memahami definisi
apersepsi dengan banyak pengalaman guru saat mengajar yang tidak diterima oleh
siswanya.
Menurut Munif Chatib,
penulis buku “Gurunya Manusia” hak mengajar itu ada ditangan siswa, bukan di
tangan guru. Apabila siswa rela memberikan hak mengajar kepada seorang guru,
guru tersebut pasti akan diterima oleh siswanya ketika proses belajar
berlangsung.
Sebenarnya, orang
pertama yang mengenalkan Teori Apersepsi adalah Johan Friedrich Herbart
(1776-1841). Herbart berasal dari Jerman yang bekerja sebagai psikolog, filsuf,
dan juga guru besar. Pemikirannya dikenal dengan Teori Apersepsi atau Teori
Herbartisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar