TEMATIK TERPADU adalah MODEL KURIKULUM
bukan MODEL PEMBELAJARAN. Secara mudah, kalau MODEL KURIKULUM itu ISI DARI
SEBUAH SEKOLAH atau disain muatan yang disepakati oleh sekolah. Sedangkan
PEMBELAJARAN adalah bagaimana ISI tersebut digulirkan oleh guru. MODEL
PEMBELAJARAN sangat tergantung dari guru masing-masing, sebab muaranya ke
METODE PEMBELAJARAN.
Banyak referensi tentang MODEL
KURIKULUM, salah satunya yang sering dipakai di kampus adalah buku Integrated
Curriculum karya Robin Forgaty. Robin membagi model kurikulum menjadi 2
keluarga besar, yaitu KLASIK dan TERPADU. Yang KLASIK hanya ada 1 macam, yaitu
FRAGMENTED atau terpisah-pisah antar mata pelajaran. Biasanya pagi hari guru
matematika mengajar lebih dulu. Lalu guru bahasa Indonesia, lalu guru PPKn, dan
seterusnya. Namun isi materi antara semua mata pelajaran tersebut tidak
berhubungan sama sekali. Itulah yang disebut FRAGMENTED. Mungkin sebagian besar
dari kita adalah generasi FRAGMENTED. Kelemahan dari model FRAGMENTED ini
adalah materi mata pelajaran disajikan dalam konsep yang abstrak tidak konkrit.
Berbeda dengan MODEL TERPADU, yaitu
gabungan beberapa mata pelajaran. Pengikatnya bisa bermacam-macam. Dapat dengan
TEMA, PRODUK atau dengan PROYEK. MODEL TEMATIK TERPADU biasanya mengubah konsep
yang ABSTRAK menjadi KONKRIT. Sekolah-sekolah hebat biasanya sudah menggunakan
model tematik terpadu ini. Menurut Robin, ada 9 jenis dari model terpadu ini,
yaitu SHARE, IMMERS, CONNECTED, NESTED, SEQUENCES, WEBB, THREATED, NETWORKING,
dan INTEGRATED. Nah yang INTEGRATED inilah yang dipakai dalam Kurikulum 2013.
Berarti ada 8 model lagi yang ada. Dan sah-sah saja pakar kurikulum Indonesia
membuat model kurikulum baru yang khas Indonesia. Teori ini berkembang. Kalau
sekolah di Jepang, setiap tahunnya selalu di coba beberapa MODEL KURIKULUM
TERPADU tersebut di atas. Terkadang menggunakan integrated, lalu menggunakan
share, dan seterusnya. Mereka dengan mudah mengimplementasikannya. Setiap model
kurikulum di atas pastinya ada kajian filosofinya, aturannya, dan dalam kondisi
yang bagaimana diberlakukan, baik yang terkait dengan TEMA, PRODUK atau PROYEK
yang diusung oelh sekolah masing-masing.
Sedangkan kalau kita bicara MODEL
PEMBELAJARAN, maka urutan runtunnya adalah PENDEKATAN BELAJAR, lalu STRATEGI
BELAJAR, lalu METODE BELAJAR, lalu TEKNIK dan TRIK BELAJAR. Model pembelajaran
inilah yang menjadi hak dan kewenangan guru dalam mempraktekkan cara memberikan
materi kepada para siswanya.
Jadi sah-sah saja mengkritik kurikulum
apapun. Namun ketika isi kritik tersebut salah tempat atau salah konsep,
tentunya akan terjadi KEBINGUNGAN PUBLIK yang mestinya tidak perlu terjadi.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar